bayouehahaha
Senin, 09 April 2012
Kamis, 01 Maret 2012
CONTOH LAPORAN PRAKERIN
LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISTEM GANDA
( PSG )
DI BENGKEL SHET METAL “SOMIN”
JL. IR. JUANDA 291 PUCANG, SAWIT – SOLO
DISUSUN
OLEH ;
NAMA : BAYU AJI SANTOSO
TINGKAT :
XI TPM2
TEKNIK PEMESINAN
SMK NEGERI 1 MOJOSONGO
BOYOLALI
2010/2011
PENGESAHAN SEKOLAH
Laporan Praktik Kerja Industri
(Prakerin) ini telah disetujui oleh Pembimbing dan disahkan oleh Kepala Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 1 Mojosongo Boyolali.
Hari :
Tanggal :
Ketua Program Keahlian
TRIJOKO PURNOMO, SP
NIP. 19571224 198503 1 055.
|
Pembimbing
SARNO HW.
NIP. 19510601 197803 1 006
|
Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1
Mojosongo
Drs. KASISWO, S.TP, MM
NIP. 19621226 198603 1
010
PENGESAHAN INDUSTRI
Laporan Praktik Kerja Industri
(Prakerin) ini telah disetujui oleh pembimbing industri dan disahkan oleh
pimpinan Bengkel Mesin dan Konstruksi Lingkungan Industri “SOMIN” Pucang Sawit
– Solo.
Hari :
Tanggal :
|
Solo,
....................................
|
Koordinator
Pembimbing
Industri 1
Bp. TRI WIYONO
|
Koordinator
Pembimbing
Industri 2
Bp. DJOKO PURWIJANTO
|
Menyetujui dan
Mengedahkan
Pemimpin / Direktur
Bp. PANGGIH SUWITO
|
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1.
Orang pandai itu
orang yang tak banyak membiarkan kebodohan orang lain.
2.
Kesuksesan datang
dari keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat datang dari pengalaman.
3.
Tak ada manusia
yang sempurna, tiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan.
4.
Pendidikan adalah
perhiasan diwaktu senang dan tempat berlindung diwaktu susah.
5.
Memberi lebih
baik dari pada menerima, karena memberi berarti pengorbanan sedangkan menerima
adalah tanggung jawab.
6.
Hari esok harus
lebih baik dari hari ini.
PERSEMBAHAN
Laporan Praktik Industri (PI) ini kami
persembahkan kepada :
1.
Ayah dan ibu
tercinta yang telah memberi dukungan moril dan materiil.
2.
Bapak Kepala SMK
Negeri 1 Mojosongo yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan Praktik
Industri.
3.
Guru pembimbing
yang telah membimbing kami hingga laporan ini selesai.
4.
Pihak industri
yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan praktik industri.
5.
Orang yang
menyayangi dan ku sayangi.
6.
Pembaca yang
budiman.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Praktik Industri di Bengkel Mesin dan Konstruksi
Lingkungan Industri “SOMIN” Pucang Sawit – Solo.
Dengan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
ini, semoga bisa dijadikan sebagai studi perbandingan antara teori yang dapat
didapat siswa melalui pendidikan formal dengan praktiknya di lapangan /
industri.
Selama Praktik Kerja Industri (Prakerin)
dalam penyusunan laparan ini, penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak maupun instansi terkait, maka dari itu kami ucapkan banyak
terima kasih kepada yang terhormat :
1.
Bapak Drs. Kasiswo,
S.TP, MM selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Mojosongo.
2.
Bapak Panggih
Suwito selaku Pimpinan Bengkel “SOMIN”
Solo.
3.
Bapak Sarno HW,
selaku Pembimbing.
4.
Bapak Tri Wiyono
dan Bapak Djoko
Purwijanto selaku Pembimbing Praktik Industri.
5.
Seluruh Staff
Karyawan Bengkel “SOMIN”.
Penulis yakin bahwa tak ada gading yang
tak retak, begitu juga laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
diharapkan saran dan kritik yang mendukung dari pembaca dari kesempatan Karya
Tulis ini.
Semoga Karya Tulis ini dapat memberi
manfaat dan menambah wawasan kita semua.
Boyolali, 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN DARI SEKOLAH .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DARI INDUSTRI .......................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
BAB
I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A.
Latar Belakang .............................................................................. 1
B.
Tujuan ........................................................................................... 1
C.
Metode
Pengumpulan Data .......................................................... 2
D.
Ruang Lingkup
Praktik Kerja Industri (Prakerin) ......................... 2
BAB
II URAIAN SINGKAT KEGIATAN BENGKEL SOMIN
............ 3
A.
Struktur
Organisasi ....................................................................... 3
B.
Sistem Administrasi
...................................................................... 3
C.
Tugas dan
Wewenang ................................................................... 3
BAB
III ............................................................................................................. ALAT-ALAT
PELAKSANAAN DI INDUSTRI .................................................................................................. 4
A.
Alat Mesin Las
Listrik ................................................................. 4
B.
Alat Mesin Bubut........................................................................... 4
C.
Alat Ukur ...................................................................................... 6
D.
Mesin Bor Duduk ......................................................................... 6
E.
Alat Pemotong
Besi Plat ............................................................... 11
F.
Menekuk Plat ................................................................................ 11
G.
Mengerol ....................................................................................... 11
H.
Mengecat ....................................................................................... 12
I.
Mesin Gerinda ............................................................................... 12
BAB
IV PEMBUATAN DUDUKAN MOTOR DAN GEARBOX ........... 18
A. Bahan
dan Alat yang digunakan .................................................. 18
B. Proses
Pengerjaan ......................................................................... 18
C. Fungsi
dan Kegunaan Alat ........................................................... 19
D. Gambar
Alat ................................................................................. 19
BAB
IV ............................................................................................................. PEMBAHASAN
20
BAB
V PENUTUP ......................................................................................... 21
A.
Kesimpulan ................................................................................... 21
B.
Saran ............................................................................................. 21
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan
Struktur Organisasi Bengkel “SOMIN” ............................. 3
Gambar 2. Mesin
Bor Duduk ........................................................................... 10
Gambar 3. Mesin
Gerinda Duduk .................................................................... 12
Gambar 4. Mesin
Gerinda Tangan .................................................................... 14
Gambar 5. Batu
Gerinda.................................................................................... 16
Gambar 6. Dudukan
Motor dan Gearbox ......................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Sejalan dengan perkembangan IPTEK yang
semakin maju maka kebutuhan manusia bertambah pula. Oleh karena itu maka kita
harus cepat dapat meningkatkan kemampuan kita didalam segala bidang khususnya
dibidang industri untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu semua siswa SMK
khususnya diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
sesuai dengan program keahlian masing-masing dan siswa dituntut untuk aktif
dalam kegiatan di industri demi pengalaman dan pengetahuan.
Dalam melaksanakan kegiatan tersebut
pihak sekolah bekerja sama dengan dunia industri yang mendukung pengetahuan dan
menumbuhkembangkan kemahiran dan skill siswa dengan jalan agar siswa dapat
melaksanakan praktik di industri tersebut.
B. TUJUAN
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
(Prakerin) di setiap SMK dalam dunia Industri sebagai berikut :
1.
Memberi
pengalaman dan pengetahuan seluk beluk dunia usaha.
2.
Meningkatkan,
memperluas dan meningkatkan kompetensi sebagai bekal di dunia industri.
3.
Menumbuh
kembangkan sifat mandiri dan profesionalisme pada diri siswa dalam dunia usaha.
4.
Memupuk dan
menjalin kerjasama antara sekolah dengan dunia industri.
5.
Meningkatkan
pengalaman dan pengenalan siswa pada aspek-aspek yang potensial dalam lapangan
pekerjaan.
6.
Memupuk sikap
mental dalam dunia industri.
C. METODE
PENGUMPULAN DATA
Metode yang dapat dilakukan antara lain
dengan cara :
1.
Metode Wawancara
Yaitu pengambilan data yang dilakukan
secara langsung dengan cara tanya jawab kepada pihak yang bersangkutan/narasumber.
2.
Metode Observasi
Yaitu pengambilan data yang dilakukan
dengan cara mencatat, / menggambar benda
kerja yang akan atau sudah dmodifikasi serta melibatkan diri kita dalam
permasalahan.
3.
Metode Praktik
Yaitu dengan melaksanakan kerja lapangan
atau terjun langsung dalam kegiatan guna memperoleh data yang berhubungan
dengan Praktik Industri yang dilaksanakan.
D. RUANG
LINGKUP PRAKTIK INDUSTRI (PI)
Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini
bertujuan untuk menilai dan melihat secara langsung apakah siswa tersebut mampu
memperhatikan keterampilan yang didapat di dalam dunia industri yang
sebenarnya. Sehingga setelah lulus sekolah siswa tersebut betul-betul menguasai
keterampilan yang dimiliki sebagai bekal untuk memasuki dunia usaha.
Praktik Kerja Industri ini standar
kompetensi di SMK Negeri 1 Mojosongo dan menjadi salah satu syarat untuk
mengikuti UAS dan UAN Tahun Diklat 2011/2012.
BAB II
URAIAN SINGKAT
KEGIATAN BENGKEL SOMIN
A. STRUKTUR
ORGANISASI
Gambar 1 :
Bagan Struktur Organisasi Bengkel “SOMIN”
B. SISTEM
ADMINISTRASI
Dalam pelaksanaan semua sistem administrasi ada yang saling
rangkap karena perusahaan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan itu
sendiri dan untuk memenuhi pesanan dari pihak lain.
C. TUGAS
DAN WEWENANG
1. Pemimpin
(Direktur)
Tugas pokok :
a.
Memimpin jalannya perusahaan bengkel.
b.
Menyusun rencana dan strategi untuk
pelaksanana produksi.
2. Pengawas
(Koordinator)
Mengawasi dan merangkap sebagfai fasilitator.
3. Perancang
Desainer
Membuat gambaran / rancangan model.
4. Karyawan
Mengerjakan tugas yang diberikan koordinator.
BAB III
PELAKSANAAN INDUSTRI
Dalam rancangan peralatan atau
permesinan, Bengkel Bengkel Mesin dan Konstruksi Lingkungan Industri “SOMIN”
Pucang Sawit – Solo terdapat berbagai macam alat/mesin yang dipergunakan untuk
pengerjaan / pembuatan produk / produksi, antara lain :
A. ALAT
MESIN LAS LISTRIK
Fungsi : Alat yang digunakan untuk
menyambung bahan-bahan yang terbuat dari besi yang menggunakan tenaga listrik.
Bagian-bagian alat mesin adalah :
1.
Box mesin.
2.
Kabel las.
3.
Pemegang
elektroda.
4.
Massa .
Dari bagian-bagian ini berperan penting
dalam penyambungan bahan-bahan, di dalam cara kerja pun tidak semudah dalam
menyambung pipa pralon, dalam penyambungannya pun membutuhkan prosedur yang
harus dipakai.
1.
Topeng
2.
Sarung tangan
3.
Sepatu
4.
Baju las
B. ALAT
MESIN BUBUT
Mesin bubut merupakan mesin yang utama
dalam produksi. Alat ini digunakan sebagai pengubah bentuk atau ukuran dengan
jalan menyayat benda tersebut dengan pahat penyayat. Alat ini sering digunakan
untuk membuat silinder, tirus, ulir, mengebor, mengkanter, mengedrat dan dalam
setiap pembubutan atau pembuatan benda kerja operator harus menentukan ukuran
jenis mata bubut sesuai dengan pekerjaan ang akan dikerjakan.
Bagian-bagian alat mesin bubut beserta
penjelasannya adalah sebagai berikut ini :
1.
Dinamo
Bagian mesin yang berguna untuk memutar
gigi yang disalurkan pada AS kepala tetap dan bagian inilah yang digunakan
untuk memutar kepala tetap. Pada bagian ini dinamo dibantu / disalurkan kepada
AS dan gigi-gigi dengan bantuan sabuk V-Belt ikut berputar dan menarik AS yang
menyalur pada gigi-gigi yang kemudian ikut berputar dan akhirnya menghasilkan
putaran pada kepala tetap.
2.
Kepala
tetap
Bagian ini berguna untuk menjepit benda
kerja dengan erat saat kepala tetap berputar / dalam penyayatan.
Didalamnya terdapat kumparan satu seri
roda gigi serta roda tingkat atau tunggal. Pada tingkat ini biasanya terdiri
dari 3 atau 4 keping. Maka mesin berpitar 6 macam, 3 putaran roda pada ekrja
tunggal dan 3 putaran pada kerja ganda. Pada saat putaran kerja tunggal
berputar cepat dan pada saat putaran cepat ini digunakan untuk menyayat benda kerja
dengan tipis, dan pada saat putaran kerja ganda putaran lambat ini digunakan
untuk menyayat benda kerja dengan jumlah tebal dan pada kepala tetap ini dapat
diatur besar kecilnya rekaman pada benda kerja.
3.
Kepala
lepas
Alat ini mempunyai beberapa fungsi :
a.
Sebagai tempat
kedudukan bor pada saat mengebor.
b.
Sebagai alat
pemikul yang benda kerjanya dibubut dan yang sudah diberi titik center atau
pusat.
c.
Sebagai tempat
kedudukan penjepit bor.
4.
Sepatu
Berfungsi untuk melindungi kaki dari
jatuhnya benda kerja yang berat dan masih panas. Dan supaya terhindar dari
benda-benda tajam yang tidak sengaja terinjak.
5.
Pisau
bubut
Alat ini biasanya terbuat dari baja dan
banyak macam, bentuk dan kegunaannya. Adapun beberapa kegunaan atau macam-macam
pembubutan yaitu :
a.
Untuk memotong
b.
Membubut roda
dalam
c.
Membubut alur
luar
d.
Membubut ujung
radius
e.
Membubut lubang
buntu
f.
Untuk membuat
drat
g.
Membubut sisi
tangga
6.
Eretan
Eretan ini biasa digunakan dalam
pembubutan dan dapat bergerak kekanan dan kekiri sepanjang bahan yang digarap.
C. ALAT
UKUR
Alat ukur dalam setiap pengerjaan atau
pembubutan sering menggunakan berbagai alat ukur, yaitu :
1.
Busur derajat
2.
Dial indikator
3.
Mal ulir
4.
Meteran
5.
Skatemate (jangka
sorong)
D. MESIN
BOR DUDUK
Perkakas bor
duduk merupakan salah satu perkakas terpenting dalam
perbengkelan yang berfungsi untuk membuat lubang. Peran utama dari
perkakas bor ini adalah menggenggam mata bor, memutarnya, mengikis
dengan puntiran dari mata bor untuk menghasilkan lubang pada benda kerja.
Perkakas ini ada banyak jenisnya mulai dari bor tangan, bor duduk, dan bor
radial, bor dengan spindel lebih dari satu mulple spindle head machines, dll.
perbengkelan yang berfungsi untuk membuat lubang. Peran utama dari
perkakas bor ini adalah menggenggam mata bor, memutarnya, mengikis
dengan puntiran dari mata bor untuk menghasilkan lubang pada benda kerja.
Perkakas ini ada banyak jenisnya mulai dari bor tangan, bor duduk, dan bor
radial, bor dengan spindel lebih dari satu mulple spindle head machines, dll.
1. Prinsip Kerja Alat
Prinsip
kerja alat atau perkakas bor duduk ini adalah memutar mata bor yang memiliki
alur puntir (twist) yang digenggam oleh cak (chuck) yang
terpasang pada poros spindel yang dapat digerakkan naik atau turun untuk
mengupankan mata bor ke bahan yang akan dibuat lubang. Dengan
menggunakan daya motor listrik dan ditransmisikan dengan menggunakan
hubungan puli dan sabuk, maka daya dapat diteruskan kecak yang
menggengam mata bor. Mata bor yang berputar dan ditekan ke bawah
dengan menggunakan tuas tekannya, maka bahan atau objek yang berada
di bawah mata bor terlubangi.
menggunakan daya motor listrik dan ditransmisikan dengan menggunakan
hubungan puli dan sabuk, maka daya dapat diteruskan kecak yang
menggengam mata bor. Mata bor yang berputar dan ditekan ke bawah
dengan menggunakan tuas tekannya, maka bahan atau objek yang berada
di bawah mata bor terlubangi.
2. Persyaratan Alat
Untuk memenuhi
prinsip kerja di atas, perkakas bor duduk ini membutuhkan persyaratan agar
dapat dioperasikan secara maksimal, yakni: Perkakas bor duduk ini harus
dipasang pada rangka atau meja kerja untuk mendudukkannya, sehingga memiliki
posisi yang sesuai dengan kondisi tubuh operatornya untuk memperoleh prestasi
kerja secara optimal. Perkakas bor demikian dikenal pula sebagai tipe tekan,
karena kerja pengumpanan putaran mata bor ke permukaan benda kerja dilakukan
dengan menggunakan tuas penekan yang diatur intensitas penekanannya
berdasarkan perasaan operatornya.Kunci pengencang merupakan alat untuk mengencangkan atau mengendorkan genggaman mata bor pada cak (chuck)nya.
dengan menggunakan tuas penekan yang diatur intensitas penekanannya
berdasarkan perasaan operatornya.Kunci pengencang merupakan alat untuk mengencangkan atau mengendorkan genggaman mata bor pada cak (chuck)nya.
3. Kegunaan Alat
Sesuai
dengan fungsinya, maka perkakas bor duduk ini dapat digunakan sebagai perkakas
untuk membuat lubang pada benda kerja.
4. Kelengkapan Alat
Kelengkapan
standar dari perkakas bor duduk ini antara lain :
a.
Meja
(table) untuk mendudukkan perkakas bor sehingga memudahkan pengoperasiannya.
b.
Kunci
pengencang dan pengendor cak (chuck) atau penjepit mata bor
yang terpasang pada spindel.
yang terpasang pada spindel.
c.
Ragum,
sebagai alat pencepit atau pemegang benda kerja agar tidak ikut berputar.
5. Spesifikasi Alat
Spesifikasi
alat atau dikenal pula sebagai data yang menyatakan
karakteristik dari perkakas bor. Data spesifikasi teknis dari mesin bor perlu
diketahui karena merupakan informasi yang penting untuk menentukan tipe perkakas (mesin) bor yang sesuai dengan tuntutan dan kondisi kerja yang ada, misalnya ukuran maksimal benda kerja yang mampu ditangani; ukuran maksimal mata bor yang dapat dipasng pada spindelnya. Secara umum dikenal dua parameter yang dapat dipakai untuk menentukan ukuran kapasita kerja dari mesin bor, yaitu :
karakteristik dari perkakas bor. Data spesifikasi teknis dari mesin bor perlu
diketahui karena merupakan informasi yang penting untuk menentukan tipe perkakas (mesin) bor yang sesuai dengan tuntutan dan kondisi kerja yang ada, misalnya ukuran maksimal benda kerja yang mampu ditangani; ukuran maksimal mata bor yang dapat dipasng pada spindelnya. Secara umum dikenal dua parameter yang dapat dipakai untuk menentukan ukuran kapasita kerja dari mesin bor, yaitu :
a.
Ukuran
jarak (lebar) antara kolom tiang pendukung pada mesin bor
dengan pusat spindelnya.
dengan pusat spindelnya.
b.
Panjang
tiang pendukung mesin bor.
c.
Mata bor
yang disesuaikan dengan keperluannya. Ada
3 jenis mata bor, yaitu mata bor puntir, puntir lurus dan senter. Jenis mata
bor puntir mempunyai ciri bentuknya agak panjang ulirnya mempunyai bentuk yang
umum dan biasa digunakan untuk membuat lubang pada pelat, sedangkan jenis
senter bentuknya pendek, alur ulirnya berbentuk khusus dan biasa digunakan
untuk membuat lubang pada poros.
d.
Ragum
sebagai alat untuk menjepit, memegang benda kerja yang
dipasangkan pada meja (bench) dari perkakas bor.
dipasangkan pada meja (bench) dari perkakas bor.
e.
Minyak
pelumas untuk mendi-nginkan mata bor yang panas akibat
gesekan yang timbul antara permukaan mata bor dengan benda kerja.
gesekan yang timbul antara permukaan mata bor dengan benda kerja.
f.
Membuat
lubang dengan perkakas bor ini diawali dengan membuat
tanda titik pada benda kerja dengan menggunakan pahat drip yang
runcing. Dengan mengikuti tanda titik tersebut mata bor diposisikan
secara tepat pada titik tersebut. Dengan menyalakan saklar, motor
perkakas akan hidup dan spindel beserta mata bornya ikut berputar, dan tuas penekan spindelnya sambil ditekan perlahan-lahan. Untuk hal semacam ini, spesifikasi dari jenis mata bor yang dapat digunakan
dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni berdasarkan bahan pembentuknya dikenal High-speed steel (HSS); Cobalt high-speed steel, dan cabide (karbit). Ketiga jenis bahan pembentuk mata bor ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengeboran berbagai jenis logam yang berbeda-beda kekerasannya. Mata bor dari jenis bahan HSS banyak digunakan pada bengkel untuk mengebor bahan alumunium, bras, tembaga, dan baja campuran. Sedangkan mata bor dari material Cobalt high-speed steel yang merupakan campuran antara kobal dengan baja Mata bor yang terbuat dari material karbid memiliki sifat yang sangat keras. Berdasarkan bentuk alurnya dikenal mata bor puntir dengan alur melilit (twist), mata bor dengan alur lurus, mata bor helix, mata bor senter (untuk membuat lubang pada poros), dll. Parameter spesifikasi teknis yang lainnya antara lain ukuran mata bor didasarkan pada kecepatan putaran operasi, ukuran diameternya, sudut titik ujung mata bor, Keduanya akan menentukan ukuran benda kerja yang mampu untuk ditanganinya, disamping parameter lainnya yang berkaitan dengan sifat material logam yang ditanganinya. kebutuhan pengeboran berbagai jenis logam yang berbeda-beda kekerasannya.
tanda titik pada benda kerja dengan menggunakan pahat drip yang
runcing. Dengan mengikuti tanda titik tersebut mata bor diposisikan
secara tepat pada titik tersebut. Dengan menyalakan saklar, motor
perkakas akan hidup dan spindel beserta mata bornya ikut berputar, dan tuas penekan spindelnya sambil ditekan perlahan-lahan. Untuk hal semacam ini, spesifikasi dari jenis mata bor yang dapat digunakan
dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni berdasarkan bahan pembentuknya dikenal High-speed steel (HSS); Cobalt high-speed steel, dan cabide (karbit). Ketiga jenis bahan pembentuk mata bor ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengeboran berbagai jenis logam yang berbeda-beda kekerasannya. Mata bor dari jenis bahan HSS banyak digunakan pada bengkel untuk mengebor bahan alumunium, bras, tembaga, dan baja campuran. Sedangkan mata bor dari material Cobalt high-speed steel yang merupakan campuran antara kobal dengan baja Mata bor yang terbuat dari material karbid memiliki sifat yang sangat keras. Berdasarkan bentuk alurnya dikenal mata bor puntir dengan alur melilit (twist), mata bor dengan alur lurus, mata bor helix, mata bor senter (untuk membuat lubang pada poros), dll. Parameter spesifikasi teknis yang lainnya antara lain ukuran mata bor didasarkan pada kecepatan putaran operasi, ukuran diameternya, sudut titik ujung mata bor, Keduanya akan menentukan ukuran benda kerja yang mampu untuk ditanganinya, disamping parameter lainnya yang berkaitan dengan sifat material logam yang ditanganinya. kebutuhan pengeboran berbagai jenis logam yang berbeda-beda kekerasannya.
6. Bagian-Bagian Utama Perkakas Bor Duduk Dan
Fungsinya
Gambar
2 : Mesin Bor Duduk
a.
Dasar Mesin
(base) : adalah kaki atau dasar dari perkakas bor, yang
biasanya terbuat dari besi tuang, yang berfungsi untuk memberikan
stabilitas dan pendukung tegaknya kolom, serta sebagai bagian alas
perkakas untuk mengikat dengan meja dudukannya.
biasanya terbuat dari besi tuang, yang berfungsi untuk memberikan
stabilitas dan pendukung tegaknya kolom, serta sebagai bagian alas
perkakas untuk mengikat dengan meja dudukannya.
b.
Meja kerja
(table) : adalah tatakan meja yang berfungsi untuk menempatkan benda kerja pada
bidang kerja perkakas. Posisi permukaan meja membentuk sudut 90o
dengan kolom, dan dapat digerakkan ke atas, ke bawah, dan berputar mengelilingi
kolom. Bentuk meja dapat bundar atau persegi empat.
c.
c.Rumah
Matabor / Drilling head (bagian kepala perkakas) : adalah bagian kepala
perkakas yang terpasang dibagian ujung atas kolom. Bagian ini terdiri dari
komponen yang mengatur mekanisme penggerak spindel naik-turun, dan putaran mata
bor. Spindel yang berupa poros bulat yang berfungsi memegang dan memutar mata
bor terpasang pada dudukan (Spindle sleeve) yang tidak ikut berputar,
akan tetapi hanya bergeser naik dan turun di dalam bagian kepala (drilling
head) untuk memberikan pengumpanan mata bor. Pada ujung spindel dipasang drilling
chuck, yang berfungsi untuk menggenggam mata bor.
d.
d. Power
transmition, adalah bagian transmisi daya yang berasal dari
motor listrik yang ditransmisikan dengan menggunakan pasangan puli
dan sabuk-V untuk menyalurkan putaran yang dihasilkan oleh motor
penggeraknya. Dengan melakukan pengaturan kombinasi perbandingan ukuran diameter puli maka putaran cak dapat diatur.
motor listrik yang ditransmisikan dengan menggunakan pasangan puli
dan sabuk-V untuk menyalurkan putaran yang dihasilkan oleh motor
penggeraknya. Dengan melakukan pengaturan kombinasi perbandingan ukuran diameter puli maka putaran cak dapat diatur.
e.
Hand-feed lever, adalah alat yang digunakan
untuk mengendalikan
gerakan vertikal dari poros spindel dan mata bor.
gerakan vertikal dari poros spindel dan mata bor.
f.
Depth stop,
adalah alat pengatur kedalaman masuk mata bor ke dalam benda kerja, yang
terpasang pada poros spindel.
E. ALAT
PEMOTONG BESI PLAT
1.
Pemasangan
bahan
Sebelum memotong plat besi, mesin
dihidupkan dengan cara menekan tombol “ON”, setelah mesin hidup lalu plat
diukur sesuai ukuran. Setelah itu ditaruh di tempat pemotongan.
2.
Proses
Setelah diukur dan ditempatkan pada
tempat pemasangan. Pastikan tepat pada titik potong. Lalu injak pada pedal
dengan kaki, lalu mesin akan memotong benda tersebut.
F. MENEKUK
PLAT
Mesin ini hampir sama dengan pemotong
besi. Hanya mesin ini tidak memotong besi. Hanya dapat menekuk saja.
G. MENGEROL
Mengerol dilakukan untuk membuat
lingkaran berbentuk tabung pada besi plat. Mengerol dilakukan oleh 3 orang, 2
orang menyangga benda kerja dan 1 orang mengontrol mesin.
H. MENGECAT
1.
Memilih
cat
Pertama kita harus memilih cat sesuai
permintaan konsumen.
2.
Proses
Setelah cat sudha dipilih, lalu dicampur
dengan tiner. Setelah itu taruh di wadah penyemprot. Hidupkan mesin compressor
lalu cata pada benda kerja.
I. MESIN
GERINDA
1.
Mesin Gerinda Duduk
Mesin gerinda
merupakan proses menghaluskan permukaan yang digunakan pada tahap finishing
dengan daerah toleransi yang sangat kecil sehingga mesin ini harus memiliki
konstruksi yang sangat kokoh.
a.
Bagian-bagian Mesin Gerinda Duduk
Bagian badan mesin yang
biasanya terbuat dari besi tuang yang memiliki sifat sebagai peredam getaran
yang baik. Fungsinya adalah untuk menopang meja kerja dan menopang kepala rumah
spindel. Bagian poros spindel merupakan bagian yang kritis karena harus berputar dengan kecepatan tinggi juga dibebanigaya pemotongan pada batu gerindanya dalam
berbagai arah. Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi hasil
kerja proses gerinda karena diatas meja inilah benda kerja diletakkan melalui
suatu ragum ataupun magnetic chuckyang dikencangkan
pada meja ini.
spindel. Bagian poros spindel merupakan bagian yang kritis karena harus berputar dengan kecepatan tinggi juga dibebani
Gambar
3 : Mesin Gerinda Duduk
1)
Power Transmission
Power Transmission
grinda dilindungi oleh pelindung tetap sebagai peredam getaran. Power
Transmission grinda berupa spindle.
2) Point Of Operation
Point Of Operation
grinda ini merupakan bagian mesin yang dirincang untuk mengasah atau mengikis
benda kerja.
3) Pelindung yang Dapat
Diatur
Pelindung ini
adalah safety glass, di mana dirancang untuk melindung bagian atas badan
pekerja seperti bagian wajah dari percikan api.
4) Heavy wheel guard
Heavy wheel guard
bertujuan untuk melindung geindapada saat berputar dan merupakan pelindung
tetap.
5) Meja Benda Meja benda bertujuan untuk mengontrol benda pada
saat penggerindaan dan mempengaruhi hasil dari penggerindaan.
b.
Bahaya-Bahaya dari Mesin
1)
Putaran
grinda yang sangat cepat
2)
Terbentur
oleh barang-barang yang terlempar keluar dari mesin.
3)
Percikan
api yang keluar pada saat penggerindaan.
4)
Tersangkutnya
bagian tubuh pada bagian mesin yang
bergerak.
c.
Beberapa langkah keselamatan kerja gerinda
antara lain
1)
Gunakan
kacamata kerja setiap saat, meskipun sudah tersedia penutup kaca pada roda
gerindanya.
2)
Selalu
periksa kondisi roda gerinda dari keretakan. Ketuk roda gerinda dengan tangkai
obeng, bila suaranya nyaring berarti baik, dan sember beararti ada keretakan.
3)
Jaga
kecepatan roda gerinda sesuai ketentuan tabel kecepatan pada mesin tersebut.
4)
Pastikan
benda kerja, kepala lepas, pencekam dan peralatan yang lain sudah pada posisi
yang benar.
5)
Gunakan
roda gerinda sesuai dengan jenis kerja dan benda kerjanya.
6)
Jangan
memakankan (to feed) terlalu cepat, benda kerja antara dua senter kemungkinan
akan tertekan dan dapat merusakkan benda kerja dan roda gerindanya.
7)
Stop
seluruh motor penggerak sebelum mengatur atau menyetel mesin gerinda
8)
Ketika
mengasah roda gerinda (dressing / truing) pastikan intan pengasah terletak pada
posisi yang kuat dan benar.
9)
Jangan
memeriksa dimensi (pengukuran) selama benda kerja sedang digerinda
10) Ketika memasang atau menempatkan benda kerja,
pastikan roda gerinda diundurkan atau dijauhkan agar tidak mengganggu
pemasangan.
11) Jangan gunakan pakaian kerja yang panjang dan
terjurai, kalung, dan perhiasan lainnya yang memungkinkan jatuh atau tersangkut
selama kerja gerinda.
12) Jangan tinggalkan mesin gerinda dalam keadaan
hidup, pastikan mesin mati pada saat meninggalkan. Pemuaian akibat pendingin
yang kurang baik menyebabkan permukaan benda kerja menggeliat di beberapa bagian,
sehingga pada saat benda kerja dingin, permukaannya tidak rata
2.
Mesin Gerinda Tangan
Gambar 4 : Mesin Gerinda Tangan
Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi
untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk
benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel.
Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat,
atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil
pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang
bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.
Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan
kecepatan sekitar 11000 – 15000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu grinda,
yang merupakan komposisi aluminium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang
sesuai, dapat menggerus permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk yang
diinginkan. Dengan kecepatan tersebut juga, mesin gerinda juga dapat digunakan
untuk memotong benda logam dengan menggunakan batu grinda yang dikhususkan
untuk memotong. Untuk mengetahui komposisi kandungan batu gerinda yang sesuai
untuk benda kerjanya dapat dilihat pada artikel spesifikasi batu gerinda.
Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan
untuk menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata
yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain
seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain.
Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan
logam, perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar, karena
penggunaan mesin gerinda tangan untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki
resiko yang lebih besar. Untuk itu kita perlu menggunakan peralatan keselamatan
kerja seperti pelindung mata, pelindung hidung (masker), sarung tangan, dan
juga perlu menggunakan handle tangan yang biasanya disediakan oleh mesin
gerinda. Tidak semua mesin gerinda tangan menyediakan handle tangan, karena
mesin yang tidak menyediakan handle tangan biasanya tidak disarankan untuk
digunakan pada benda kerja non-logam.
Gambar 5 : Batu Gerinda
Untuk memotong kayu kita dapat menggunakan mata
gergaji circular ukuran 4″ seperti yang disediakan oleh merk eye brand dan GMT. Untuk memotong bahan bangunan seperti bata,
genteng, beton, keramik, atau batu alam kita dapat menggunakan mata potong
seperti yang disediakan oleh merk Bosch atau Makita. Untuk membentuk atau menggerinda bahan
bangunan juga dapat menggunakan mata gerinda beton seperti yang disediakan oleh
merk Benz. Untuk menggerinda kaca kita juga dapat
menggunakan batu gerinda yang dikhususkan untuk kaca. Tetapi selain menggunakan
batu atau mata yang tepat kita juga harus dapat menggunakan mesin gerinda
tangan yang tepat pula.
Dari beberapa pilihan merk dan tipe mesin
gerinda tangan, mesin gerinda tangan ukuran 4″ adalah mesin gerinda yang banyak
disediakan di pasaran. Mesin gerinda tangan ukuran ini banyak digunakan untuk
hobby dan usaha kecil dan menengah, sedangkan ukuran yang lebih besar biasanya
lebih banyak digunakan untuk industri-industri besar.
Pada mesin gerinda ukuran 4″ beberapa merk
terkenal (seperti : Makita, Bosch, Dewalt) memberikan minimal 2 pilihan yaitu
yang standard dan yang bertenaga lebih besar. Tipe standard biasanya memiliki
daya listrik berikisar antara 500 – 700 watt (Makita 9500N / 9553B, Bosch GWS 6-100, Dewalt DW810) sedangkan yang bertenaga lebih besar
memiliki daya lebih besar dari 800 watt (Makita 9556NB, Bosch GWS8-100C / CE, Dewalt D28111). Pada dasarnya semua keperluan cukup
menggunakan tipe standard, penggunaan mesin dengan tenaga yang lebih besar
diperlukan untuk benda kerja yang lebih keras, seperti stainless steel, logam
yang lebih keras, keramik, batu alam atau beton. Mesin tipe standar yang
digunakan untuk material-material tersebut umumnya lebih cepat panas dan
berumur lebih pendek, karena pada material yang lebih keras, mesin bekerja
lebih keras sehingga membutuhkan torsi yang lebih besar dan ketahanan panas
yang lebih tinggi.
Khusus untuk benda kerja berupa kaca, karena
sifat materialnya, kita membutuhkan mesin gerinda dengan kecepatan lebih
rendah. Dan yang menyediakan mesin untuk keperluan ini adalah merk Bosch dengan
tipe GWS 8-100CE, mesin ini memiliki fitur berupa
pengaturan kecepatan, yang tidak dimiliki merk lainnya. Dengan demikian kita
dapat mengatur mesin pada kecepatan rendah sehingga mengurangi resiko rusak
pada benda kerja. Selain itu karena fitur ini, mesin gerinda Bosch GWS 8-100CE ini juga dapat digunakan untuk
memoles mobil. Cukup dengan menggunakan piringan karet dan wol poles yang
sesuai.
Mesin gerinda tangan adalah mesin yang serba
guna, dapat digunakan untuk menggerinda atau memotong benda logam, kayu, bahan
bangunan, kaca dan juga memoles mobil. Dengan menggunakan mesin dan mata yang
tepat maka kita dapat menggunakan mesin gerinda dengan optimal. Tetapi tak lupa
kita juga perlu memperhatikan keselamatan kerja.
BAB IV
PROSES PEMBUATAN
DUDUKAN MOTOR 10 HP DAN GEARBOX 120
A. BAHAN DAN ALAT YANG
DIGUNAKAN
·
Alat yang digunakan :
1)
Mesin Las Listrik
2)
Mesin Gerinda Tangan
3)
Mesin Gerinda Potong
4)
Bor Duduk
5)
Meteran
6)
Pengaris Siku
7)
Penitik Dan Pengores
8)
Cat
|
·
Alat Keselamatan Kerja :
1)
2)
Kaca Mata
3)
Sarung Tangan
4)
Sepatu
5)
Masker
·
Bahan :
1)
Besi Kanal “U” 80 mm
2)
Elektoda
|
B. PROSES PENGERJAAN
1.
Gunakan alat keselamatan kerja.
2.
Persiapan alat dan bahan yang
diperlukan.
3.
Baca rencana gambar (LAMPIRAN)
4.
Potong besi kanal “U” 80
mengunakan mesin gerinda potong dengan panjang dan jumlah sesuai gambar kerja.
a.
Besi kanal “U” 80 mm panjang
687 mm ( 2 potong )
b.
Besi kanal “U” 80 mm panjang
505 mm ( 4 potong )
c.
Besi kanal “U” 80 mm panjang
527 mm ( 3 potong )
d.
Besi kanal “U” 80 mm panjang
344 mm ( 4 potong )
5.
Gerinda bagian hasil pemotongan
yang belum siku dan halus mengunakan mesin gerinda tangan.
6.
Bor pada bagian besi kanal yang
perlu diberi lubang dengan membaca gambar kerja (LAMPIRAN)
7.
Sambungkan semua benda kerja
dengan mesin las listrik sesuai gambar kerja.
8.
Gerinda bagian permukaan hasil
pengelasan dengan mesin gerinda tangan.
9.
Cat benda kerja.
10.
Pasang motor 10 HP dan gearbox
120 pada dudukan yang sudah jadi.
C. FUNGSI DAN KEGUNAAN ALAT
Dudukan motor dan gearbox berfungsi
sebagai tempat dudukan motor dan gearbox. Motor yang berputar pada kecepatan
tinggi dihubungkan dengan gearbox sehinga putaran mesin menja di lebih lambat,
setelah ini putaran mesin digunakan
untuk sumber pengerak alat mesin konveyor.
D. GAMBAR ALAT
Gambar 5 : Dudukan Motor dan Gearbox
BAB VI
PEMBAHASAN
Dengan adanya pembubutan ini pekerjaan
bengkel tak hanya untuk kebutuhan sendiri tapi juga untuk melayani perbaikan
dari masyarakat sekitar dan dari bengkel lain.
Manfaat adanya bengkel ini, antara lain :
1.
Masyarakat tidak
perlu jauh-jauh jika memerlukan perbengkelan ini.
2.
Mempermudah
pembuatan alat atau pesanan.
Kegiatan usaha bengkel “SOMIN” antara lain
:
1.
Membuat bahan baku yang berasal dari
milik sendiri atau dari luar.
2.
Mengelas alat
mesin atau alat-alat yang lain baik milik sendiri, atau milik orang lain.
3.
Pembiayaan
v Untuk pembubutan :
Biasanya dihitung dari bahan yang
digunakan tingkat-tingkat kesukaran serta biaya akumulasi biaya tenaga
karyawan.
v Untuk pengelasan :
Biasanya dihitung dari banyaknya
elektroda yang digunakan serta akumulasi biaya tenaga karyawan.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan terselesainya laporan praktik kerja industri ini penulis
dapat memberi kesimpulan sebagai berikut :
1. Bengkel
Mesin dan Konstruksi Lingkungan
Industri “SOMIN” Pucang Sawit – Solo mempunyai fungsi dan kemampuan untuk
membantu masyarakat sekitar dan bengkel lainnya.
2. Dalam penggunaan waktu jika pekerjaanya lama dan
terkesan menunggu seperti membubut maka didahului pekerjaan lain agar hasil
maksimal.
3. Ruang lingkup Bengkel Mesin dan Konstruksi
Lingkungan Industri “SOMIN” Pucang Sawit – Solo :
a.
Bubut dan pengelasan.
b.
Potong dan tekuk.
c.
Pembuatan alat mesin.
d.
Dll.
B. SARAN
Dari penulisan laporan ini, saran yang
dapat diberikan agar praktik kerja industri yang dilaksanakan dapat berjalan
dengan baik, yaitu :
1.
Tingkat
kedisiplinan siswa dalam praktik kerja industri.
2.
Berhati-hatilah
dalam bekerja dan patuhilah rambu-rambu keselamatan kerja agar tingkat
keselamatan kerja tinggi.
3.
Perggunakan alat
dan mesin sesuai dengan fungsinya dan latihlah keterampilan di dunia industri.
4.
Jagalah
kebersihan alat-alat dan tempat prakerin.
5.
Patuhilah setiap
petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh pembimbing usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
E Zaenal . 2003. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. PT. Gramedia : Jakarta .
Direktorat
Jendral Pendidikan Menengah Kejuruan. 1978. Petunjuk
Kerja Mesin Bubut Skrap dan Frais. PT. Gaya Tunggal : Jakarta .
Direktorat
Jendral Industri Kecil. 1982. Proyek
Bimbingan dan Pengembangan Industri Kecil Khususnya dari Ekonomi Lemah.
Departemen Perindustrian.
LAMPIRAN
Ruang Kerja Bengkel “SOMIN”
Langganan:
Postingan (Atom)