Kamis, 01 Maret 2012

CONTOH LAPORAN PRAKERIN


LAPORAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISTEM GANDA
( PSG )
DI BENGKEL SHET METAL “SOMIN”
JL. IR. JUANDA 291 PUCANG, SAWIT – SOLO


DISUSUN OLEH ;
NAMA              :  BAYU AJI SANTOSO
NIS                    :  8463
TINGKAT        : XI TPM2


TEKNIK PEMESINAN
SMK NEGERI 1 MOJOSONGO
BOYOLALI
2010/2011

PENGESAHAN SEKOLAH


Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini telah disetujui oleh Pembimbing dan disahkan oleh Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Mojosongo Boyolali.

Hari           :
Tanggal     :




Ketua Program Keahlian


TRIJOKO PURNOMO, SP
NIP. 19571224 198503 1 055.
Pembimbing


SARNO HW.
NIP. 19510601 197803 1 006


Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 1 Mojosongo


Drs. KASISWO, S.TP, MM
NIP. 19621226 198603 1 010

PENGESAHAN INDUSTRI


Laporan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini telah disetujui oleh pembimbing industri dan disahkan oleh pimpinan Bengkel Mesin dan Konstruksi Lingkungan Industri “SOMIN” Pucang Sawit – Solo.

Hari           :
Tanggal     :







Solo, ....................................

Koordinator Pembimbing
Industri 1


Bp. TRI WIYONO
Koordinator Pembimbing
Industri 2


Bp. DJOKO PURWIJANTO

Menyetujui dan Mengedahkan
Pemimpin / Direktur


Bp. PANGGIH SUWITO


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
1.      Orang pandai itu orang yang tak banyak membiarkan kebodohan orang lain.
2.      Kesuksesan datang dari keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat datang dari pengalaman.
3.      Tak ada manusia yang sempurna, tiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan.
4.      Pendidikan adalah perhiasan diwaktu senang dan tempat berlindung diwaktu susah.
5.      Memberi lebih baik dari pada menerima, karena memberi berarti pengorbanan sedangkan menerima adalah tanggung jawab.
6.      Hari esok harus lebih baik dari hari ini.

PERSEMBAHAN
Laporan Praktik Industri (PI) ini kami persembahkan kepada :
1.      Ayah dan ibu tercinta yang telah memberi dukungan moril dan materiil.
2.      Bapak Kepala SMK Negeri 1 Mojosongo yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan Praktik Industri.
3.      Guru pembimbing yang telah membimbing kami hingga laporan ini selesai.
4.      Pihak industri yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan praktik industri.
5.      Orang yang menyayangi dan ku sayangi.
6.      Pembaca yang budiman.

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik Industri di Bengkel Mesin dan Konstruksi Lingkungan Industri “SOMIN” Pucang Sawit – Solo.
Dengan Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini, semoga bisa dijadikan sebagai studi perbandingan antara teori yang dapat didapat siswa melalui pendidikan formal dengan praktiknya di lapangan / industri.
Selama Praktik Kerja Industri (Prakerin) dalam penyusunan laparan ini, penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maupun instansi terkait, maka dari itu kami ucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1.      Bapak Drs. Kasiswo, S.TP, MM selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Mojosongo.
2.      Bapak Panggih Suwito  selaku Pimpinan Bengkel “SOMIN” Solo.
3.      Bapak Sarno HW, selaku Pembimbing.
4.      Bapak Tri Wiyono dan Bapak Djoko Purwijanto selaku Pembimbing Praktik Industri.
5.      Seluruh Staff Karyawan Bengkel “SOMIN”.
Penulis yakin bahwa tak ada gading yang tak retak, begitu juga laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang mendukung dari pembaca dari kesempatan Karya Tulis ini.
Semoga Karya Tulis ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan kita semua.

                                                                                        Boyolali,                    2011
                                                                                                       Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................       i
HALAMAN PENGESAHAN DARI SEKOLAH ..........................................      ii
HALAMAN PENGESAHAN DARI INDUSTRI ..........................................     iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................     iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................      v
DAFTAR ISI .....................................................................................................     vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................   viii

BAB I    PENDAHULUAN ............................................................................      1
A.    Latar Belakang ..............................................................................      1
B.     Tujuan ...........................................................................................      1
C.     Metode Pengumpulan Data ..........................................................      2
D.    Ruang Lingkup Praktik Kerja Industri (Prakerin) .........................      2

BAB II   URAIAN SINGKAT KEGIATAN BENGKEL SOMIN ............      3
A.    Struktur Organisasi .......................................................................      3
B.     Sistem Administrasi ......................................................................      3
C.     Tugas dan Wewenang ...................................................................      3

BAB III ............................................................................................................. ALAT-ALAT PELAKSANAAN DI INDUSTRI ..................................................................................................      4
A.    Alat Mesin Las Listrik  .................................................................      4
B.     Alat Mesin Bubut...........................................................................      4
C.     Alat Ukur ......................................................................................      6
D.    Mesin Bor Duduk .........................................................................      6
E.     Alat Pemotong Besi Plat ...............................................................    11
F.      Menekuk Plat ................................................................................    11
G.    Mengerol .......................................................................................    11
H.    Mengecat .......................................................................................    12
I.       Mesin Gerinda ...............................................................................    12

BAB IV PEMBUATAN DUDUKAN MOTOR DAN GEARBOX ...........    18
A.    Bahan dan Alat yang digunakan ..................................................    18
B.     Proses Pengerjaan .........................................................................    18
C.     Fungsi dan Kegunaan Alat ...........................................................    19
D.    Gambar Alat .................................................................................    19

BAB IV ............................................................................................................. PEMBAHASAN              20

BAB V   PENUTUP .........................................................................................    21
A.    Kesimpulan ...................................................................................    21
B.     Saran .............................................................................................    21

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


DAFTAR GAMBAR


Gambar 1.  Bagan Struktur Organisasi Bengkel “SOMIN”  .............................      3
Gambar 2.  Mesin Bor Duduk ...........................................................................    10
Gambar 3.  Mesin Gerinda Duduk ....................................................................    12
Gambar 4.  Mesin Gerinda Tangan ....................................................................    14
Gambar 5.  Batu Gerinda....................................................................................    16
Gambar 6.  Dudukan Motor dan Gearbox .........................................................    19






BAB I
PENDAHULUAN
                       
A.    LATAR BELAKANG              
Sejalan dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju maka kebutuhan manusia bertambah pula. Oleh karena itu maka kita harus cepat dapat meningkatkan kemampuan kita didalam segala bidang khususnya dibidang industri untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu semua siswa SMK khususnya diwajibkan untuk melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) sesuai dengan program keahlian masing-masing dan siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan di industri demi pengalaman dan pengetahuan.
Dalam melaksanakan kegiatan tersebut pihak sekolah bekerja sama dengan dunia industri yang mendukung pengetahuan dan menumbuhkembangkan kemahiran dan skill siswa dengan jalan agar siswa dapat melaksanakan praktik di industri tersebut.

B.     TUJUAN                        
Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di setiap SMK dalam dunia Industri sebagai berikut :
1.      Memberi pengalaman dan pengetahuan seluk beluk dunia usaha.
2.      Meningkatkan, memperluas dan meningkatkan kompetensi sebagai bekal di dunia industri.
3.      Menumbuh kembangkan sifat mandiri dan profesionalisme pada diri siswa dalam dunia usaha.
4.      Memupuk dan menjalin kerjasama antara sekolah dengan dunia industri.
5.      Meningkatkan pengalaman dan pengenalan siswa pada aspek-aspek yang potensial dalam lapangan pekerjaan.
6.      Memupuk sikap mental dalam dunia industri.


C.    METODE PENGUMPULAN DATA
Metode yang dapat dilakukan antara lain dengan cara :
1.      Metode Wawancara
Yaitu pengambilan data yang dilakukan secara langsung dengan cara tanya jawab kepada pihak yang bersangkutan/narasumber.
2.      Metode Observasi
Yaitu pengambilan data yang dilakukan dengan cara mencatat,  / menggambar benda kerja yang akan atau sudah dmodifikasi serta melibatkan diri kita dalam permasalahan.
3.      Metode Praktik
Yaitu dengan melaksanakan kerja lapangan atau terjun langsung dalam kegiatan guna memperoleh data yang berhubungan dengan Praktik Industri yang dilaksanakan.
                 
D.    RUANG LINGKUP PRAKTIK INDUSTRI (PI)
Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini bertujuan untuk menilai dan melihat secara langsung apakah siswa tersebut mampu memperhatikan keterampilan yang didapat di dalam dunia industri yang sebenarnya. Sehingga setelah lulus sekolah siswa tersebut betul-betul menguasai keterampilan yang dimiliki sebagai bekal untuk memasuki dunia usaha.
Praktik Kerja Industri ini standar kompetensi di SMK Negeri 1 Mojosongo dan menjadi salah satu syarat untuk mengikuti UAS dan UAN Tahun Diklat 2011/2012.

BAB II
URAIAN SINGKAT KEGIATAN BENGKEL SOMIN
                       
A.    STRUKTUR ORGANISASI
Gambar 1 : Bagan Struktur Organisasi Bengkel “SOMIN”
B.     SISTEM ADMINISTRASI
Dalam pelaksanaan semua sistem administrasi ada yang saling rangkap karena perusahaan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan perusahaan itu sendiri dan untuk memenuhi pesanan dari pihak lain.

C.    TUGAS DAN WEWENANG
1.      Pemimpin (Direktur)
Tugas pokok :
a.         Memimpin jalannya perusahaan bengkel.
b.         Menyusun rencana dan strategi untuk pelaksanana produksi.
2.      Pengawas (Koordinator)
Mengawasi dan merangkap sebagfai fasilitator.
3.      Perancang Desainer
Membuat gambaran / rancangan model.
4.      Karyawan
Mengerjakan tugas yang diberikan koordinator.

BAB III
PELAKSANAAN INDUSTRI

Dalam rancangan peralatan atau permesinan, Bengkel Bengkel Mesin dan Konstruksi Lingkungan Industri “SOMIN” Pucang Sawit – Solo terdapat berbagai macam alat/mesin yang dipergunakan untuk pengerjaan / pembuatan produk / produksi, antara lain :
                       
A.    ALAT MESIN LAS LISTRIK
Fungsi : Alat yang digunakan untuk menyambung bahan-bahan yang terbuat dari besi yang menggunakan tenaga listrik. Bagian-bagian alat mesin adalah :
1.      Box mesin.
2.      Kabel las.
3.      Pemegang elektroda.
4.      Massa.
Dari bagian-bagian ini berperan penting dalam penyambungan bahan-bahan, di dalam cara kerja pun tidak semudah dalam menyambung pipa pralon, dalam penyambungannya pun membutuhkan prosedur yang harus dipakai.
Ada juga alat-alat yang digunakan untuk melindungi diri atau keselamatan kerja operator. Alat-alat yang digunakan diantaranya adalah :
1.      Topeng
2.      Sarung tangan
3.      Sepatu
4.      Baju las

B.     ALAT MESIN BUBUT
Mesin bubut merupakan mesin yang utama dalam produksi. Alat ini digunakan sebagai pengubah bentuk atau ukuran dengan jalan menyayat benda tersebut dengan pahat penyayat. Alat ini sering digunakan untuk membuat silinder, tirus, ulir, mengebor, mengkanter, mengedrat dan dalam setiap pembubutan atau pembuatan benda kerja operator harus menentukan ukuran jenis mata bubut sesuai dengan pekerjaan ang akan dikerjakan.
Bagian-bagian alat mesin bubut beserta penjelasannya adalah sebagai berikut ini :
1.      Dinamo
Bagian mesin yang berguna untuk memutar gigi yang disalurkan pada AS kepala tetap dan bagian inilah yang digunakan untuk memutar kepala tetap. Pada bagian ini dinamo dibantu / disalurkan kepada AS dan gigi-gigi dengan bantuan sabuk V-Belt ikut berputar dan menarik AS yang menyalur pada gigi-gigi yang kemudian ikut berputar dan akhirnya menghasilkan putaran pada kepala tetap.
2.      Kepala tetap
Bagian ini berguna untuk menjepit benda kerja dengan erat saat kepala tetap berputar / dalam penyayatan.
Didalamnya terdapat kumparan satu seri roda gigi serta roda tingkat atau tunggal. Pada tingkat ini biasanya terdiri dari 3 atau 4 keping. Maka mesin berpitar 6 macam, 3 putaran roda pada ekrja tunggal dan 3 putaran pada kerja ganda. Pada saat putaran kerja tunggal berputar cepat dan pada saat putaran cepat ini digunakan untuk menyayat benda kerja dengan tipis, dan pada saat putaran kerja ganda putaran lambat ini digunakan untuk menyayat benda kerja dengan jumlah tebal dan pada kepala tetap ini dapat diatur besar kecilnya rekaman pada benda kerja.
3.      Kepala lepas
Alat ini mempunyai beberapa fungsi :
a.       Sebagai tempat kedudukan bor pada saat mengebor.
b.      Sebagai alat pemikul yang benda kerjanya dibubut dan yang sudah diberi titik center atau pusat.
c.       Sebagai tempat kedudukan penjepit bor.
4.      Sepatu
Berfungsi untuk melindungi kaki dari jatuhnya benda kerja yang berat dan masih panas. Dan supaya terhindar dari benda-benda tajam yang tidak sengaja terinjak.
5.      Pisau bubut
Alat ini biasanya terbuat dari baja dan banyak macam, bentuk dan kegunaannya. Adapun beberapa kegunaan atau macam-macam pembubutan yaitu :
a.       Untuk memotong
b.      Membubut roda dalam
c.       Membubut alur luar
d.      Membubut ujung radius
e.       Membubut lubang buntu
f.       Untuk membuat drat
g.      Membubut sisi tangga
6.      Eretan
Eretan ini biasa digunakan dalam pembubutan dan dapat bergerak kekanan dan kekiri sepanjang bahan yang digarap.

C.    ALAT UKUR                
Alat ukur dalam setiap pengerjaan atau pembubutan sering menggunakan berbagai alat ukur, yaitu :
1.      Busur derajat
2.      Dial indikator
3.      Mal ulir
4.      Meteran
5.      Skatemate (jangka sorong)

D.    MESIN BOR DUDUK
Perkakas bor duduk merupakan salah satu perkakas terpenting dalam
perbengkelan yang berfungsi untuk membuat lubang. Peran utama dari
perkakas bor ini adalah menggenggam mata bor, memutarnya, mengikis
dengan puntiran dari mata bor untuk menghasilkan lubang pada benda kerja.
Perkakas ini ada banyak jenisnya mulai dari bor tangan, bor duduk, dan bor
radial, bor dengan spindel lebih dari satu mulple spindle head machines, dll.
1.      Prinsip Kerja Alat
Prinsip kerja alat atau perkakas bor duduk ini adalah memutar mata bor yang memiliki alur puntir (twist) yang digenggam oleh cak (chuck) yang terpasang pada poros spindel yang dapat digerakkan naik atau turun untuk mengupankan mata bor ke bahan yang akan dibuat lubang. Dengan
menggunakan daya motor listrik dan ditransmisikan dengan menggunakan
hubungan puli dan sabuk, maka daya dapat diteruskan kecak yang
menggengam mata bor. Mata bor yang berputar dan ditekan ke bawah
dengan menggunakan tuas tekannya, maka bahan atau objek yang berada
di bawah mata bor terlubangi.
2.      Persyaratan Alat
Untuk memenuhi prinsip kerja di atas, perkakas bor duduk ini membutuhkan persyaratan agar dapat dioperasikan secara maksimal, yakni: Perkakas bor duduk ini harus dipasang pada rangka atau meja kerja untuk mendudukkannya, sehingga memiliki posisi yang sesuai dengan kondisi tubuh operatornya untuk memperoleh prestasi kerja secara optimal. Perkakas bor demikian dikenal pula sebagai tipe tekan, karena kerja pengumpanan putaran mata bor ke permukaan benda kerja dilakukan
dengan menggunakan tuas penekan yang diatur intensitas penekanannya
berdasarkan perasaan operatornya.Kunci pengencang merupakan alat untuk mengencangkan atau mengendorkan genggaman mata bor pada cak (chuck)nya.
3.      Kegunaan Alat
Sesuai dengan fungsinya, maka perkakas bor duduk ini dapat digunakan sebagai perkakas untuk membuat lubang pada benda kerja.
4.      Kelengkapan Alat
Kelengkapan standar dari perkakas bor duduk ini antara lain :
a.         Meja (table) untuk mendudukkan perkakas bor sehingga memudahkan pengoperasiannya.
b.         Kunci pengencang dan pengendor cak (chuck) atau penjepit mata bor
yang terpasang pada spindel.
c.         Ragum, sebagai alat pencepit atau pemegang benda kerja agar tidak ikut berputar.
5.      Spesifikasi Alat
Spesifikasi alat atau dikenal pula sebagai data yang menyatakan
karakteristik dari perkakas bor. Data spesifikasi teknis dari mesin bor perlu
diketahui karena merupakan informasi yang penting untuk menentukan tipe perkakas (mesin) bor yang sesuai dengan tuntutan dan kondisi kerja yang ada, misalnya ukuran maksimal benda kerja yang mampu ditangani; ukuran maksimal mata bor yang dapat dipasng pada spindelnya. Secara umum dikenal dua parameter yang dapat dipakai untuk menentukan ukuran kapasita kerja dari mesin bor, yaitu :
a.         Ukuran jarak (lebar) antara kolom tiang pendukung pada mesin bor
dengan pusat spindelnya.
b.         Panjang tiang pendukung mesin bor.
c.         Mata bor yang disesuaikan dengan keperluannya. Ada 3 jenis mata bor, yaitu mata bor puntir, puntir lurus dan senter. Jenis mata bor puntir mempunyai ciri bentuknya agak panjang ulirnya mempunyai bentuk yang umum dan biasa digunakan untuk membuat lubang pada pelat, sedangkan jenis senter bentuknya pendek, alur ulirnya berbentuk khusus dan biasa digunakan untuk membuat lubang pada poros.
d.        Ragum sebagai alat untuk menjepit, memegang benda kerja yang
dipasangkan pada meja (bench) dari perkakas bor.
e.         Minyak pelumas untuk mendi-nginkan mata bor yang panas akibat
gesekan yang timbul antara permukaan mata bor dengan benda kerja.
f.          Membuat lubang dengan perkakas bor ini diawali dengan membuat
tanda titik pada benda kerja dengan menggunakan pahat drip yang
runcing. Dengan mengikuti tanda titik tersebut mata bor diposisikan
secara tepat pada titik tersebut. Dengan menyalakan saklar, motor
perkakas akan hidup dan spindel beserta mata bornya ikut berputar, dan tuas penekan spindelnya sambil ditekan perlahan-lahan. Untuk hal semacam ini, spesifikasi dari jenis mata bor yang dapat digunakan
dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni berdasarkan bahan pembentuknya dikenal High-speed steel (HSS); Cobalt high-speed steel, dan cabide (karbit). Ketiga jenis bahan pembentuk mata bor ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengeboran berbagai jenis logam yang berbeda-beda kekerasannya. Mata bor dari jenis bahan HSS banyak digunakan pada bengkel untuk mengebor bahan alumunium, bras, tembaga, dan baja campuran. Sedangkan mata bor dari material Cobalt high-speed steel yang merupakan campuran antara kobal dengan baja Mata bor yang terbuat dari material karbid memiliki sifat yang sangat keras. Berdasarkan bentuk alurnya dikenal mata bor puntir dengan alur melilit (twist), mata bor dengan alur lurus, mata bor helix, mata bor senter (untuk membuat lubang pada poros), dll. Parameter spesifikasi teknis yang lainnya antara lain ukuran mata bor didasarkan pada kecepatan putaran operasi, ukuran diameternya, sudut titik ujung mata bor, Keduanya akan menentukan ukuran benda kerja yang mampu untuk ditanganinya, disamping parameter lainnya yang berkaitan dengan sifat material logam yang ditanganinya. kebutuhan pengeboran berbagai jenis logam yang berbeda-beda kekerasannya.




6.      Bagian-Bagian Utama Perkakas Bor Duduk Dan Fungsinya
Gambar 2 : Mesin Bor Duduk
a.         Dasar Mesin (base) : adalah kaki atau dasar dari perkakas bor, yang
biasanya terbuat dari besi tuang, yang berfungsi untuk memberikan
stabilitas dan pendukung tegaknya kolom, serta sebagai bagian alas
perkakas untuk mengikat dengan meja dudukannya.
b.         Meja kerja (table) : adalah tatakan meja yang berfungsi untuk menempatkan benda kerja pada bidang kerja perkakas. Posisi permukaan meja membentuk sudut 90o dengan kolom, dan dapat digerakkan ke atas, ke bawah, dan berputar mengelilingi kolom. Bentuk meja dapat bundar atau persegi empat.
c.         c.Rumah Matabor / Drilling head (bagian kepala perkakas) : adalah bagian kepala perkakas yang terpasang dibagian ujung atas kolom. Bagian ini terdiri dari komponen yang mengatur mekanisme penggerak spindel naik-turun, dan putaran mata bor. Spindel yang berupa poros bulat yang berfungsi memegang dan memutar mata bor terpasang pada dudukan (Spindle sleeve) yang tidak ikut berputar, akan tetapi hanya bergeser naik dan turun di dalam bagian kepala (drilling head) untuk memberikan pengumpanan mata bor. Pada ujung spindel dipasang drilling chuck, yang berfungsi untuk menggenggam mata bor.
d.        d. Power transmition, adalah bagian transmisi daya yang berasal dari
motor listrik yang ditransmisikan dengan menggunakan pasangan puli
dan sabuk-V untuk menyalurkan putaran yang dihasilkan oleh motor
penggeraknya. Dengan melakukan pengaturan kombinasi perbandingan ukuran diameter puli maka putaran cak dapat diatur.
e.          Hand-feed lever, adalah alat yang digunakan untuk mengendalikan
gerakan vertikal dari poros spindel dan mata bor.
f.          Depth stop, adalah alat pengatur kedalaman masuk mata bor ke dalam benda kerja, yang terpasang pada poros spindel.

E.     ALAT PEMOTONG BESI PLAT
1.      Pemasangan bahan
Sebelum memotong plat besi, mesin dihidupkan dengan cara menekan tombol “ON”, setelah mesin hidup lalu plat diukur sesuai ukuran. Setelah itu ditaruh di tempat pemotongan.
2.      Proses
Setelah diukur dan ditempatkan pada tempat pemasangan. Pastikan tepat pada titik potong. Lalu injak pada pedal dengan kaki, lalu mesin akan memotong benda tersebut.

F.     MENEKUK PLAT
Mesin ini hampir sama dengan pemotong besi. Hanya mesin ini tidak memotong besi. Hanya dapat menekuk saja.

G.    MENGEROL
Mengerol dilakukan untuk membuat lingkaran berbentuk tabung pada besi plat. Mengerol dilakukan oleh 3 orang, 2 orang menyangga benda kerja dan 1 orang mengontrol mesin. 

H.    MENGECAT                 
1.      Memilih cat
Pertama kita harus memilih cat sesuai permintaan konsumen.
2.      Proses
Setelah cat sudha dipilih, lalu dicampur dengan tiner. Setelah itu taruh di wadah penyemprot. Hidupkan mesin compressor lalu cata pada benda kerja.

I.       MESIN GERINDA                   
1.      Mesin Gerinda Duduk
Mesin gerinda merupakan proses menghaluskan permukaan yang digunakan pada tahap finishing dengan daerah toleransi yang sangat kecil sehingga mesin ini harus memiliki konstruksi yang sangat kokoh.
a.         Bagian-bagian Mesin Gerinda Duduk
Bagian badan mesin yang biasanya terbuat dari besi tuang yang memiliki sifat sebagai peredam getaran yang baik. Fungsinya adalah untuk menopang meja kerja dan menopang kepala rumah
spindel. Bagian poros spindel merupakan bagian yang kritis karena harus berputar dengan kecepatan tinggi juga dibebani gaya pemotongan pada batu gerindanya dalam berbagai arah. Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi hasil kerja proses gerinda karena diatas meja inilah benda kerja diletakkan melalui suatu ragum ataupun magnetic chuckyang dikencangkan pada meja ini.
Gambar 3 : Mesin Gerinda Duduk
1)      Power Transmission
Power Transmission grinda dilindungi oleh pelindung tetap sebagai peredam getaran. Power Transmission grinda berupa spindle.
2)      Point Of Operation
Point Of Operation grinda ini merupakan bagian mesin yang dirincang untuk mengasah atau mengikis benda kerja.
3)      Pelindung yang Dapat Diatur
Pelindung ini adalah safety glass, di mana dirancang untuk melindung bagian atas badan pekerja seperti bagian wajah dari percikan api.
4)      Heavy wheel guard
Heavy wheel guard bertujuan untuk melindung geindapada saat berputar dan merupakan pelindung tetap.
5)      Meja Benda Meja benda bertujuan untuk mengontrol benda pada saat penggerindaan dan mempengaruhi hasil dari penggerindaan.
b.        Bahaya-Bahaya dari Mesin
1)        Putaran grinda yang sangat cepat
2)        Terbentur oleh barang-barang yang terlempar keluar dari mesin.
3)        Percikan api yang keluar pada saat penggerindaan.
4)        Tersangkutnya bagian tubuh pada bagian  mesin yang bergerak.
c.         Beberapa langkah keselamatan kerja gerinda antara lain
1)        Gunakan kacamata kerja setiap saat, meskipun sudah tersedia penutup kaca pada roda gerindanya.
2)        Selalu periksa kondisi roda gerinda dari keretakan. Ketuk roda gerinda dengan tangkai obeng, bila suaranya nyaring berarti baik, dan sember beararti ada keretakan.
3)        Jaga kecepatan roda gerinda sesuai ketentuan tabel kecepatan pada mesin tersebut.
4)        Pastikan benda kerja, kepala lepas, pencekam dan peralatan yang lain sudah pada posisi yang benar.
5)        Gunakan roda gerinda sesuai dengan jenis kerja dan benda kerjanya.
6)        Jangan memakankan (to feed) terlalu cepat, benda kerja antara dua senter kemungkinan akan tertekan dan dapat merusakkan benda kerja dan roda gerindanya.
7)        Stop seluruh motor penggerak sebelum mengatur atau menyetel mesin gerinda
8)        Ketika mengasah roda gerinda (dressing / truing) pastikan intan pengasah terletak pada posisi yang kuat dan benar.
9)        Jangan memeriksa dimensi (pengukuran) selama benda kerja sedang digerinda
10)    Ketika memasang atau menempatkan benda kerja, pastikan roda gerinda diundurkan atau dijauhkan agar tidak mengganggu pemasangan.
11)    Jangan gunakan pakaian kerja yang panjang dan terjurai, kalung, dan perhiasan lainnya yang memungkinkan jatuh atau tersangkut selama kerja gerinda.
12)    Jangan tinggalkan mesin gerinda dalam keadaan hidup, pastikan mesin mati pada saat meninggalkan. Pemuaian akibat pendingin yang kurang baik menyebabkan permukaan benda kerja menggeliat di beberapa bagian, sehingga pada saat benda kerja dingin, permukaannya tidak rata

2.      Mesin Gerinda Tangan

Mesin Gerinda Tangan Bosch
Gambar 4 : Mesin Gerinda Tangan
Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.
Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar 11000 – 15000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu grinda, yang merupakan komposisi aluminium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan kecepatan tersebut juga, mesin gerinda juga dapat digunakan untuk memotong benda logam dengan menggunakan batu grinda yang dikhususkan untuk memotong. Untuk mengetahui komposisi kandungan batu gerinda yang sesuai untuk benda kerjanya dapat dilihat pada artikel spesifikasi batu gerinda.
Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar, karena penggunaan mesin gerinda tangan untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar. Untuk itu kita perlu menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti pelindung mata, pelindung hidung (masker), sarung tangan, dan juga perlu menggunakan handle tangan yang biasanya disediakan oleh mesin gerinda. Tidak semua mesin gerinda tangan menyediakan handle tangan, karena mesin yang tidak menyediakan handle tangan biasanya tidak disarankan untuk digunakan pada benda kerja non-logam.
Mata Circular Eye BrandMata Potong Keramik BoschMata Gerinda Beton Benz
Gambar 5 : Batu Gerinda
Untuk memotong kayu kita dapat menggunakan mata gergaji circular ukuran 4″ seperti yang disediakan oleh merk eye brand dan GMT. Untuk memotong bahan bangunan seperti bata, genteng, beton, keramik, atau batu alam kita dapat menggunakan mata potong seperti yang disediakan oleh merk Bosch atau Makita. Untuk membentuk atau menggerinda bahan bangunan juga dapat menggunakan mata gerinda beton seperti yang disediakan oleh merk Benz. Untuk menggerinda kaca kita juga dapat menggunakan batu gerinda yang dikhususkan untuk kaca. Tetapi selain menggunakan batu atau mata yang tepat kita juga harus dapat menggunakan mesin gerinda tangan yang tepat pula.
Dari beberapa pilihan merk dan tipe mesin gerinda tangan, mesin gerinda tangan ukuran 4″ adalah mesin gerinda yang banyak disediakan di pasaran. Mesin gerinda tangan ukuran ini banyak digunakan untuk hobby dan usaha kecil dan menengah, sedangkan ukuran yang lebih besar biasanya lebih banyak digunakan untuk industri-industri besar.
Pada mesin gerinda ukuran 4″ beberapa merk terkenal (seperti : Makita, Bosch, Dewalt) memberikan minimal 2 pilihan yaitu yang standard dan yang bertenaga lebih besar. Tipe standard biasanya memiliki daya listrik berikisar antara 500 – 700 watt (Makita 9500N / 9553B, Bosch GWS 6-100, Dewalt DW810) sedangkan yang bertenaga lebih besar memiliki daya lebih besar dari 800 watt (Makita 9556NB, Bosch GWS8-100C / CE, Dewalt D28111). Pada dasarnya semua keperluan cukup menggunakan tipe standard, penggunaan mesin dengan tenaga yang lebih besar diperlukan untuk benda kerja yang lebih keras, seperti stainless steel, logam yang lebih keras, keramik, batu alam atau beton. Mesin tipe standar yang digunakan untuk material-material tersebut umumnya lebih cepat panas dan berumur lebih pendek, karena pada material yang lebih keras, mesin bekerja lebih keras sehingga membutuhkan torsi yang lebih besar dan ketahanan panas yang lebih tinggi.
Khusus untuk benda kerja berupa kaca, karena sifat materialnya, kita membutuhkan mesin gerinda dengan kecepatan lebih rendah. Dan yang menyediakan mesin untuk keperluan ini adalah merk Bosch dengan tipe GWS 8-100CE, mesin ini memiliki fitur berupa pengaturan kecepatan, yang tidak dimiliki merk lainnya. Dengan demikian kita dapat mengatur mesin pada kecepatan rendah sehingga mengurangi resiko rusak pada benda kerja. Selain itu karena fitur ini, mesin gerinda Bosch GWS 8-100CE ini juga dapat digunakan untuk memoles mobil. Cukup dengan menggunakan piringan karet dan wol poles yang sesuai.
Mesin gerinda tangan adalah mesin yang serba guna, dapat digunakan untuk menggerinda atau memotong benda logam, kayu, bahan bangunan, kaca dan juga memoles mobil. Dengan menggunakan mesin dan mata yang tepat maka kita dapat menggunakan mesin gerinda dengan optimal. Tetapi tak lupa kita juga perlu memperhatikan keselamatan kerja.

BAB IV
PROSES PEMBUATAN
DUDUKAN MOTOR 10 HP DAN GEARBOX 120

A.    BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
·         Alat yang digunakan :
1)      Mesin Las Listrik
2)      Mesin Gerinda Tangan
3)      Mesin Gerinda Potong
4)      Bor Duduk
5)      Meteran
6)      Pengaris Siku
7)      Penitik Dan Pengores
8)      Cat
·         Alat Keselamatan Kerja :
1)      Ware Park
2)      Kaca Mata
3)      Sarung Tangan
4)      Sepatu
5)      Masker
·         Bahan :
1)      Besi Kanal “U” 80 mm
2)      Elektoda


B.     PROSES PENGERJAAN
1.      Gunakan alat keselamatan kerja.
2.      Persiapan alat dan bahan yang diperlukan.
3.      Baca rencana gambar (LAMPIRAN)
4.      Potong besi kanal “U” 80 mengunakan mesin gerinda potong dengan panjang dan jumlah sesuai gambar kerja.
a.         Besi kanal “U” 80 mm panjang 687 mm ( 2 potong )
b.         Besi kanal “U” 80 mm panjang 505 mm ( 4 potong )
c.         Besi kanal “U” 80 mm panjang 527 mm ( 3 potong )
d.        Besi kanal “U” 80 mm panjang 344 mm ( 4 potong )
5.      Gerinda bagian hasil pemotongan yang belum siku dan halus mengunakan mesin gerinda tangan.
6.      Bor pada bagian besi kanal yang perlu diberi lubang dengan membaca gambar kerja (LAMPIRAN)
7.      Sambungkan semua benda kerja dengan mesin las listrik sesuai gambar kerja. 
8.      Gerinda bagian permukaan hasil pengelasan dengan mesin gerinda tangan.
9.      Cat benda kerja.
10.  Pasang motor 10 HP dan gearbox 120 pada dudukan yang sudah jadi.

C.    FUNGSI DAN KEGUNAAN ALAT
Dudukan motor dan gearbox berfungsi sebagai tempat dudukan motor dan gearbox. Motor yang berputar pada kecepatan tinggi dihubungkan dengan gearbox sehinga putaran mesin menja di lebih lambat, setelah ini putaran mesin  digunakan untuk sumber pengerak alat mesin konveyor.

D.    GAMBAR ALAT
Gambar 5 : Dudukan Motor dan Gearbox

BAB VI
PEMBAHASAN


Dengan adanya pembubutan ini pekerjaan bengkel tak hanya untuk kebutuhan sendiri tapi juga untuk melayani perbaikan dari masyarakat sekitar dan dari bengkel lain.

Manfaat adanya bengkel ini, antara lain :
1.      Masyarakat tidak perlu jauh-jauh jika memerlukan perbengkelan ini.
2.      Mempermudah pembuatan alat atau pesanan.

Kegiatan usaha bengkel “SOMIN” antara lain :
1.      Membuat bahan baku yang berasal dari milik sendiri atau dari luar.
2.      Mengelas alat mesin atau alat-alat yang lain baik milik sendiri, atau milik orang lain.
3.      Pembiayaan
v  Untuk pembubutan :
Biasanya dihitung dari bahan yang digunakan tingkat-tingkat kesukaran serta biaya akumulasi biaya tenaga karyawan.
v  Untuk pengelasan :
Biasanya dihitung dari banyaknya elektroda yang digunakan serta akumulasi biaya tenaga karyawan.

BAB VI
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
Dengan terselesainya laporan praktik kerja industri ini penulis dapat memberi kesimpulan sebagai berikut :
1.      Bengkel Mesin dan Konstruksi Lingkungan Industri “SOMIN” Pucang Sawit – Solo mempunyai fungsi dan kemampuan untuk membantu masyarakat sekitar dan bengkel lainnya.
2.      Dalam penggunaan waktu jika pekerjaanya lama dan terkesan menunggu seperti membubut maka didahului pekerjaan lain agar hasil maksimal.
3.      Ruang lingkup Bengkel Mesin dan Konstruksi Lingkungan Industri “SOMIN” Pucang Sawit – Solo :
a.         Bubut dan pengelasan.
b.         Potong dan tekuk.
c.         Pembuatan alat mesin.
d.        Dll.

B.     SARAN
Dari penulisan laporan ini, saran yang dapat diberikan agar praktik kerja industri yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, yaitu :
1.      Tingkat kedisiplinan siswa dalam praktik kerja industri.
2.      Berhati-hatilah dalam bekerja dan patuhilah rambu-rambu keselamatan kerja agar tingkat keselamatan kerja tinggi.
3.      Perggunakan alat dan mesin sesuai dengan fungsinya dan latihlah keterampilan di dunia industri.
4.      Jagalah kebersihan alat-alat dan tempat prakerin.
5.      Patuhilah setiap petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh pembimbing usaha. 

 DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E Zaenal. 2003. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. PT. Gramedia : Jakarta.
Direktorat Jendral Pendidikan Menengah Kejuruan. 1978. Petunjuk Kerja Mesin Bubut Skrap dan Frais. PT. Gaya Tunggal : Jakarta.
Direktorat Jendral Industri Kecil. 1982. Proyek Bimbingan dan Pengembangan Industri Kecil Khususnya dari Ekonomi Lemah. Departemen Perindustrian. 














LAMPIRAN

 

 




Ruang Kerja Bengkel “SOMIN”